Rabu, 24 Februari 2010

Produksi Perikanan Ambon Naik Drastis

Rabu, 24 Februari 2010 | 03:44 WIB

AMBON, KOMPAS - Produksi ikan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon di Maluku tahun 2009 meningkat drastis dibandingkan tahun 2008. Sebaliknya, penurunan produksi terjadi di PPN Tual, Maluku Tenggara. Padahal, jarak dari kawasan tangkapan ikan di Laut Arafura ke PPN Tual lebih dekat daripada ke PPN Ambon.

Berdasarkan data PPN Ambon, Selasa (23/2), produksi ikan tahun 2009 tercatat 23.825.886 kilogram atau meningkat 189,21 persen dibandingkan tahun 2008 yang sebanyak 8.214.500 kilogram.

Di PPN Tual, menurut Kepala PPN Tual Joko Supraptomo, produksi ikan tahun 2009 tercatat 33.000 ton, menurun 45.000 ton dibandingkan tahun 2008. Produksi ikan tahun 2008 juga menurun dibandingkan tahun 2007 yang mencapai 145.000 ton.

Menurut Joko, penurunan itu merupakan imbas operasi besar- besaran kepolisian menertibkan kapal pencuri ikan tahun 2007.

Kepala PPN Ambon Frits Lesnussa menambahkan, karena takut, banyak pengusaha kapal mengalihkan kapal mereka dari Tual ke PPN Ambon. Padahal, dari kawasan tangkapan ikan di Laut Arafura ke Tual hanya dibutuhkan 100 liter bahan bakar. Sebaliknya kalau ke PPN Ambon, bisa dihabiskan 7 ton bahan bakar.

Mereka menilai situasi di PPN Ambon lebih baik bagi pengusaha kapal laut dibandingkan PPN Tual. ”Ada kesepahaman antara penegak hukum dengan pengusaha kapal laut dan PPN Ambon sehingga pengusaha kapal laut lebih nyaman bongkar-muat di PPN Ambon,” katanya.

Faktor pendorong lain adalah ketersediaan air bersih, es balok, dan bahan bakar minyak yang terus ditingkatkan oleh PPN Ambon. ”Walau penyaluran es tahun 2009 turun 58 persen dibandingkan tahun 2008, kami masih bisa memasok es yang dibutuhkan kapal-kapal laut,” kata Frits.

Faktor-faktor itulah yang mendorong semakin banyak kapal masuk ke PPN Ambon sekaligus mengolah ikannya di PPN itu sebelum diekspor dan dipasarkan ke Ambon, Kendari, Makassar, Surabaya, dan Jakarta.

Dari total produksi ikan tahun 2009 sebanyak 23.825,886 ton, sekitar 16.000 ton diekspor dalam wujud udang beku ke Jepang, Hongkong, Taiwan, dan Thailand, serta dalam bentuk ikan beku ke Jepang, Korea Selatan, dan Thailand. (APA)

sumber: KOMPAS



Posting Terkait