Rabu, 09 Juni 2010

Minapolitan Tuna Terganjal Kendala

Rabu, 9 Juni 2010 | 04:22 WIB

Pacitan, Kompas - Kementerian Kelautan dan Perikanan akan mengembangkan kawasan minapolitan tuna di Pacitan, Jawa Timur. Namun, hanya satu pelabuhan perikanan dari total 17 pelabuhan di Pacitan yang dikembangkan untuk tuna.

Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad di Pacitan, Selasa (8/6), mengemukakan, pihaknya akan intervensi untuk mendorong Pacitan menjadi kawasan minapolitan melalui koordinasi dengan lintas kementerian.

Total produksi ikan tuna di Pacitan tahun 2009 sebanyak 1.688 ton atau senilai Rp 7 miliar. Tahun 2008, produksi ikan tuna 1.181 ton, tahun 2007 sebanyak 1.185 ton.

Program minapolitan merupakan kawasan ekonomi berbasis komoditas unggulan. Setiap kawasan terdiri dari sentra produksi terintegrasi dengan fasilitas pengolahan ikan, pemasaran, serta jasa layanan kesehatan dan sosial.

Tahun 2009, pemerintah menetapkan 41 kawasan minapolitan. Saat ini harga ikan tuna di Pacitan rata-rata Rp 7.000 per kilogram dan hampir seluruhnya diekspor.

Harga itu lebih murah ketimbang lele yang di kisaran Rp 9.500-Rp 13.000 per kg. Wakil Bupati Pacitan G Soedibjo mengemukakan, pengembangan perikanan hulu ke hilir hingga kini masih menghadapi kendala.

Saat ini terdapat 11 pelabuhan pendaratan ikan dari total 17 pelabuhan di Kabupaten Pacitan tidak memiliki akses ke jalan umum, sementara fasilitas pendaratan ikan tidak memadai.

Sementara itu, industri pengolahan yang didominasi oleh industri rumah tangga belum didukung oleh kontinuitas pasokan bahan baku ikan dan udang. Padahal, masa produksi ikan masih bergantung musim, khususnya hasil tangkapan.

”Pada masa paceklik ikan, industri pengolahan tidak bisa berproduksi,” ujar Soedibjo. Masa paceklik ikan berlangsung pada Januari-April, antara lain produksi tuna, layur, bawal, dan marlin.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Pacitan Indartato mengemukakan, hingga kini belum ada pabrik pengolahan tuna. Selain itu, penyaluran kredit bagi nelayan masih sangat minim sehingga sulit meningkatkan kapasitas produksi. (LKT)

Posting Terkait