Selasa, 02 Maret 2010

Bertemu Napoleon di Bawah Laut Ambon

KOMPAS/A PONCO ANGGORO
Kapal cepat bersiap-siap mengangkut sejumlah penyelam ke lokasi penyelaman di perairan sekitar Ambon, Maluku, Jumat (26/2). Kapal bersandar di Pantai Santai di Kecamatan Nusaniwe, Ambon. Tak hanya pantai-pantainya yang indah di Ambon, biota bawah laut perairan di sekitar kota itu pun menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan lokal dan asing.

Selasa, 2 Maret 2010 | 04:01 WIB

oleh: A Ponco Anggoro

"Ambon Manise”. Ungkapan itu tidak hanya mencerminkan keindahan Maluku di daratan, tetapi juga di lautan. Keindahan, keragaman, dan kesuburan biota lautnya sungguh menakjubkan.

Bukan suatu yang mengherankan jika semakin banyak orang yang hobi menyelam di Ambon.

Ini merupakan kali kedua Nahoya Mitsui, ekspatriat di Jakarta asal Jepang, datang ke Ambon. Kenangan indah akan kunjungannya yang pertama, November 2009, mendorong dia datang kembali ke Ambon akhir Februari lalu.

Kenangan indah itu sama sekali bukan terkait fasilitas hotel bintang yang serba wah, melainkan lebih karena biota laut di bawah permukaan laut di perairan sekitar Ambon.

”Saya pernah menyelam di Bali, Kepulauan Seribu (Jakarta), dan Manado (Sulawesi Utara), tetapi flora dan fauna bawah laut di Ambon jauh lebih indah. Hal itu sulit diungkapkan dengan kata-kata,” papar Mitsui.

Ia bersama 13 penyelam lainnya dari Singapura dan Jakarta mengarungi perairan Ambon dengan menyewa jasa operator selam Blue Rose Divers. Operator selam ini bermarkas di Pantai Santai, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, Maluku, sekitar 1,5 jam perjalanan darat dari Bandar Udara Pattimura, Ambon.

Blue Rose Divers merupakan satu dari dua operator selam di Ambon. Satu lagi, Maluku Divers, yang bermarkas di Latuhalat, Ambon, tidak jauh dari Bandara Pattimura. Para penyelam biasanya menginap di salah satu penginapan yang berada di kedua tempat tersebut.

Beragam

Ahli Lingkungan dan Oseanografi dari Universitas Pattimura, Ambon, Abraham Samuel Khouw, menceritakan, selain terumbu karang yang masih lestari dan topografi datar dari perairan bawah laut di sekitar Ambon, hewan laut yang dapat ditemui di sana sangat beragam dan unik.

Nudibranchia, misalnya. Hewan berwarna pelangi ini bentuknya seperti siput, tetapi tidak ada cangkangnya.

Selain itu, ada ikan mandarin (Synchiropus splendidus) yang berwarna-warni dan hanya keluar dari terumbu karang saat senja hari. Ikan mandarin ini dijadikan ikon wisata bahari Maluku.

”Ada juga ikan napoleon wrasse (Cheilunus undulatus), salah satu hewan langka dan dilindungi di dunia,” ujar pemilik Blue Rose Divers, Agustinus.

Ikan napoleon adalah ikan karang besar yang panjangnya bisa mencapai 1,5 meter dan beratnya 180 kilogram. Keunikan lain dari napoleon adalah lingkar bola matanya yang dapat melihat arah sudut pandang sampai 180 derajat.

Abraham menambahkan, keragaman dan kesuburan biota laut di Ambon, antara lain, karena terumbu karang sebagai tempat ikan-ikan bersarang terjaga dengan baik. Di samping itu, proses pertukaran mata air juga lancar dari Samudra Pasifik. Air itu juga mengandung zat-zat hara yang dibutuhkan biota laut.

Menurut Agustinus, untuk melihat keindahan biota laut tidak sulit. ”Bisa dijumpai tidak jauh dari pesisir pantai Ambon,” katanya.

Dengan menggunakan kapal cepat milik dua operator selam di Ambon itu, lokasi penyelaman bisa dijangkau hanya dalam waktu 5-15 menit.

Keindahan itu dapat dilihat lebih sempurna jika masuk ke kedalaman 30 meter. ”Karena tidak terlalu dalam, kami menyebutnya fun dive. Namun, tetap saja mereka yang menyelam harus memiliki lisensi menyelam dan surat pertanggungjawaban diri jika terjadi apa-apa saat menyelam. Tanpa itu, kami tidak perbolehkan menyelam,” ujar Agustinus.

Dari begitu banyak titik penyelaman, lokasi terfavorit di antaranya adalah Pintu Kota. Di sana ada goa alami di bawah laut dengan lebar sekitar 100 meter dan panjang 300 meter.

Tahun 2005

Menyelam di perairan sekitar Ambon mulai marak sekitar tahun 2005. ”Sejak tahun lalu peminatnya terus meningkat. Jika sebelumnya wisatawan yang datang tidak sampai 10 orang setiap bulannya, sekarang sudah sekitar 30 orang. Promosi melalui website dan dari mulut ke mulut mampu meningkatkan jumlah kunjungan,” kata Agustinus menambahkan.

Bagaimana jika tak memiliki lisensi menyelam? Jangan gusar! Keindahan biota laut masih bisa dinikmati dengan cara snorkeling. Hal ini bisa dilakukan di sekitar Pantai Namalatu dan Pantai Santai di Kecamatan Nusaniwe. Atau sekadar melihatnya dari pantai karena jernihnya air laut memungkinkan kita melihat terumbu karang atau ikan di laut dari permukaan.

”Lestarinya biota laut ini tidak terlepas dari peran serta warga pinggir pantai. Mereka sadar akan pentingnya kelestarian ekosistem laut sehingga tidak ada lagi eksploitasi,” ujar Abraham.

Jika ada yang ketahuan mengeksploitasi, lanjutnya, warga pinggir pantai tak segan-segan melaporkannya kepada aparat penegak hukum.

sumber: KOMPAS

Posting Terkait