Rabu, 03 Maret 2010

Terumbu Karang di Babel Hancur

Rabu, 3 Maret 2010 | 02:38 WIB

Pangkal pinang, Kompas - Aktivitas penambangan timah di daerah pantai dan laut yang semakin tinggi telah memperparah kerusakan terumbu karang dan mengurangkan sumber daya ikan di perairan Bangka Belitung. Saat ini 45 kapal pengisap dan kapal keruk yang beroperasi di perairan itu bekerja sama dengan PT Timah Tbk.

Hal itu dikatakan Koordinator Wahana Lingkungan Hidup Bangka Belitung Yudho H Marhoed di Pangkal Pinang, Selasa (2/3). ”Kapal isap dalam dua tahun belakangan terus bertambah. Akibatnya, hasil tangkapan 16.920 nelayan tradisional Babel yang menggunakan 7.846 kapal motor semakin menurun karena kerusakan terumbu karang dan pencemaran air laut bertambah parah,” katanya.

Ke-45 kapal isap dan kapal keruk beroperasi di perairan Kabupaten Bangka, Bangka Selatan, dan Bangka Barat. Sekitar 26 kapal isap milik swasta, yang bermitra dengan PT Timah Tbk, direncanakan akan ditambah lagi 14 kapal isap dan 5 kapal keruk di perairan itu.

Penambangan di wilayah pesisir dan laut mengakibatkan sedimentasi yang menurunkan kualitas ekosistem terumbu karang sehingga menimbulkan kematian massal ekosistem terumbu karang karena tertutup sedimen.

Menurut dia, setiap satu kilometer persegi terumbu karang yang sehat dapat menghasilkan 20 ton ikan yang memberi makan 1.200 orang di pesisir setiap tahun. Namun, proses pemulihan ekosistem membutuhkan waktu lama hingga lebih dari 50 tahun. Mata bor kapal isap bisa menghancurkan terumbu karang.

Berdasarkan penelitian Tim Eksplorasi Terumbu Karang Universitas Bangka Belitung, terumbu karang akibat penambangan di perairan Bangka Barat, Pantai Tungau di Simpang Gong (Kecamatan Simpang Teritip), Pantai Tanjung Ular di Kecamatan Mentok, dan Pantai Bembang di Desa Pebuar, Kecamatan Jebus, tidak bagus lagi meskipun pantainya cukup indah dan alami.

”Biota-biota laut khas terumbu karang yang beraneka warna dan bentuk tak banyak lagi dijumpai, kecuali bulu babi, akibat pencemaran penambangan kapal isap. Semua karang telah ditutupi lumpur dari aktivitas penambangan dan karang yang ditutupi itu mati,” ujarnya (antara/jan)

sumber: KOMPAS




Posting Terkait